Puji syukur kehadirat Allah SWT, alhamdulilah acara pelepasan Siswa Siswi kelas VI SDN Sindangbarang 06 Tahun Pelajaran 2015/2016 berjalan lancar, teruslah berjuang anak2 ku,, capailah cita-cita mu,, jadilah orang yang berbakti pada orang tua dan berguna bagi Nusa Bangga,, semoga kalian semua sukses dan melanjutkan pendidikan sampai tingkat perguruan tinggi,, do'a kami untuk anak tercinta " Siswa Siswi SDN Sindangbarang 06 "
Inspirasi Anak Bangsa
Jumat, 03 Juni 2016
Pelepasan Siswa Siswi Kelas VI Tahun Pelajaran 2015/2016
Puji syukur kehadirat Allah SWT, alhamdulilah acara pelepasan Siswa Siswi kelas VI SDN Sindangbarang 06 Tahun Pelajaran 2015/2016 berjalan lancar, teruslah berjuang anak2 ku,, capailah cita-cita mu,, jadilah orang yang berbakti pada orang tua dan berguna bagi Nusa Bangga,, semoga kalian semua sukses dan melanjutkan pendidikan sampai tingkat perguruan tinggi,, do'a kami untuk anak tercinta " Siswa Siswi SDN Sindangbarang 06 "
Selasa, 31 Mei 2016
Drama Komedi Cinderelek
DRAMA KOMEDI “CINDERELEK”
Moderator :
Safiq, Khikmah
Cinderelek :
Nadia
Pangeran :
Ma’ruf
Ibu Peri :
Ayu
Ibu Titi :
Yuni
Saudara Tiri :
Ambar
Pengawal :
Renaldi
Rakyat :
Anton, Irfan
Assalamualaikum Wr. Wb
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga
kita bisa berkumpul di acara perpisahan kelas 6 ini. Amin. Kami dari kelas 5 akan menampilkan sebuah drama komedi berjudul “CINDERELEK”. Before it, let
me introduce my self as a moderator. I am ........., and i am ............
Sugeng mersani.
Once upon a time there was a girl. Her named is Cinderelek.
Ciderelek: Dari tadi aku sudah keliling, tapi
kenapa ya aku tidak menemukan alamat
ini?apa mungkin ini alamat palsu?
-lagu alamat palsu-
Cinderelek: Tega-teganya kedua kakakku
membohongiku
-peri datang-
Peri: Kamu kenapa Cinderelek? Apa ada
masalah lagi?
Cinderella: Iya Ibu Peri. Aku dilarang pergi
ke pesta dansa oleh kedua kakak dan ibu tiriku.
Peri: Terus kenapa kau ada di sini?
Cinderelek: Aku dibohongi oleh kedua kakakku.
Mereka menyuruhku mengambil baju pesanan mereka tapi mereka memberiku alamat
yang palsu. Mungkin mereka ingin aku tidak ikut ke pesta itu. Aku sadar aku
nggak pantas datang ke pesta itu.
Peri: Tenanglah..! Ibu Peri akan
membantumu. Penontoonn....tolong dibantu yaa 2x
Penonton: Bim
Salabim jadi apa prok prok prok
Cinderelek: Waahh indah sekaliiii...terimakasih
Ibu Peri.
Peri: Pergilah ke pesta dansa itu
sekarang dan ingat, kamu harus pulang sebelum jam 12 malam.
Cinderelek: tapi ibu peri,,,, ( dengan muka
cemberut )
Peri : kenapa lagi cinderelek ?
Cinderelek : kok sandalnya jepit sih ,,,,,?
Peri : sudah sana ,,, yg penting cantik
kan ?
Cinderelek :
iyoooo ...
Ibu tiri>Kakak Tiri>Rakyat
(dalam pesta)
Pangeran di kerubungi Saudara dan
Ibu Tiri
Sesampainya di pesta dansa, Cinderelekpun masuk dan seketika itu semua mata
tertuju padanya.
-lagu i heart u (smash) akustik-
Pangeran: Ternyata benar ya, matahari itu
ada 3.
Cinderelek: Lhoh, kok bisa?
Pangeran: Iya. Satunya ada di langit, duanya
ada di mata kamu.
Penonton:
cieeeee
-lagu dangdut-
-jam 12-
Jam pun berdentang menunjukkan tepat jam 12 malam. Dengan tergesa-gesa
Cinderelek meninggalkan pesta dansa. Tanpa ia sadari sepatu kacanya terlepas.
Pangeran: Heiii..tunggu. sandal jepitmu..mu..mu..mu
(Menunjuk pengawal): Pengawal, kau tau siapa pemilik
sendal jepit ini ?
Pengawal :
siapa ya pangeran ?
Pangeran :
kan aku tanya,, kenapa kamu balik tanya ? ya sudah kamu cari tahu siapa dia ?
Pengawal :
baik pangeran ( lari keluar )
Pangeran :
mau kemana kamu ?
Pengawal :
mau ngejar sandal jepit ?
Pangeran :
sudah saya aja, saya tugaskan kamu untuk membubarkan pesta dansa karena saya
ingin mencari pasangan jepit ini.
Pengawal: Baik pangeran.
Pengawal: Ehhmm. Mohon perhatian. Atas
perintah dari pangeran pesta dansa ini kami bubarkan.
Rakyat: yaahhhh (kecewa). Kan belum goyang
dumang pak.
Pengawal :
hey kamu, kapan saya menikah dengan ibu mu ? saya masih perjaka kau panggil pak
?
Rakyat :
hehhe .. maaf den pengawal habis mukanya mirip bapaku sih J
Pengawal :
sudah bubar-bubar
Keesokan harinya Pangeran beserta
pengawalnya mendatangi setiap rumah gadis yang diundang kemarin bertujuan untuk
mengetahui dan menjadikan gadis pemilik kaca itu sebagai istrinya.
Pengawal: (ketuk pintu). Tok Tok Tok. Saya
pengawal kerajaan Similikitik
Cinderelek: Oh. Silakan masuk
Ibu Tiri: Siapa itu? Sana kamu masuk
(medorong cinderelek)
Pengawal: Saya pengawal Kerajaan Similikitik
ingin mencari pemilik pasangan sandal jepit ini. Apakah putri anda bisa mencoba
pasangan jepit ini?
Ibu Tiri: Ow.dengan senang hati.
Silakan..silakan
Sdr Tiri: Aduuh Aduuh..kekecilan nyak !
-gelas pecah-
Pangeran: Suara apa itu?
Ibu Tiri: Gaswat! Kalau sampai Cinderelek
mencoba sandal jepit itu dan ternyata
cukup bagaimana?
Sdr Tiri: Bisa-bisa dia akan menjadi istri
Pangeran itu.
Ibu: Dan Enyak nggak mau kalau itu
sampai terjadi
Pangeran: Siapa kamu?
Cinderelek: Saya Cinderelek. Ada perlu apa ya
Pangeran datang kesini?
Pangeran: Maukah kau mencoba jepit ini?
Pengawal: Yang benar saja Pangeran? Dia kan
Cuma pembantu. Bau, jelek, kumal, hidup lagi! Mana mungkin dia gadis yang Pangeran
cari?
Pangeran: Sudah sudah.. jangan banyak bicara
(bicara dengan pengawal). Maukah kau mencoba jepit ini? (memohon kepada
cinderelek)
Cinderelek: Tapi Pangeran...
Ibu: Maaf Pangeran, dia kan hanya
pembantu di rumah ini.
Pangeran: Siapapun boleh mencoba jepit ini.
Oh my God,
tak kusangka, kaulah gadis yang selama ini kucari.
Kakak: Nggak
mungkiinn. Nggak mungkiinn. Nggak mungkin semua ini tejadi !
Ibu: Pokoknya aku nggak terima. Aku
nggak terima. Aku nggak aaaakan terima.
Selang beberapa minggu kemudian Pangeran dan Cinderelek pun bertunangan.
-lagu- semua keluar
Pembaca berita: Itu tadi drama Cinderelek yang
menemukan pasangannya. Saya Putra Banana. Sampai jumpa.
-The End-
Demikian penampilan dari kelas 5. Semoga dapat diambil hikmah dari
penampilan kami. Thank you for your attention.
Wassalamualaikum, Wr. Wb
Naskah Drama " Lutung Kasarung )
Lutung Kasarung
Narator: “Alkisah, ada sebuah kerajaan di Pulau Jawa. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang bernama Prabu Tapa Agung yang mempunyai dua orang putri yang bernama Purbararang dan Purbasari. Pada suatu hari, karena Prabu Tapa Agung sudah tua, ia menunjuk Purbasari putri bungsunya sebagai penggantinya.”
BABAK 1 :
Prabu Tapa Agung: “Aku sudah tua saatnya aku turun tahta. Aku akan menunjukmu, Purbasari sebagai penggantiku.”
Purbararang: “(marah) Aku adalah putri sulung, seharusnya ayahanda memilihku.”
Indrajaya: “Ya, ayahanda seharusnya Purbararang yang menjadi penerusmu!”
Prabu Tapa Agung: “Tidak bisa, keputusanku sudah bulat.”
Purbarangrang
:” sungguh tak adil “ sambil melangkah keluar disusul indrajaya. Ayah handa dan
purbasari pun mengejarnya.
Purbasari :
“ mari ayahanda.” sambil menitahnya
Narator: “Kemarahan yang sudah memuncak membuat Purbararang mempunyai niat mencelakai adiknya. Ia meminta seorang penyihir untuk menyihir Purbasari.”
Narator: “Kemarahan yang sudah memuncak membuat Purbararang mempunyai niat mencelakai adiknya. Ia meminta seorang penyihir untuk menyihir Purbasari.”
BABAK 2 :
penyihir tertawa
penyihir tertawa
Purbararang:
“Hai penyihir!, bisakah kamu menyihir Purbasari menjadi jelek.”
Penyihir: “Tentu bisa tuan putri, tapi…… Apa imbalan untukku?”
Purbararang: “Aku akan memberimu emas yang banyak yang penting Purbasari menjadi jelek.”
Penyihir: “Tentu tuan putri!” tertawa nenek lampir
Purbararang: “(Tersenyum).” penyihirpun mulai dengan aksinya
Penyihir: “Tentu bisa tuan putri, tapi…… Apa imbalan untukku?”
Purbararang: “Aku akan memberimu emas yang banyak yang penting Purbasari menjadi jelek.”
Penyihir: “Tentu tuan putri!” tertawa nenek lampir
Purbararang: “(Tersenyum).” penyihirpun mulai dengan aksinya
Penyihir : “
aku sudah menyihir adikmu tuan putri, besok pagi setelah ayam berkokok kau akan
tahu hasilnya “ tertawa nenek lampir
Purbarangrang
: “ aku akan lihat kejutannya “ sambil keluar dari tempat penyihir
tertawa
nenek lampir
Narator: “ Keesokan paginya Purbasari menjadi jelek dengan kulitnya bertotol-totol hitam.”
Narator: “ Keesokan paginya Purbasari menjadi jelek dengan kulitnya bertotol-totol hitam.”
BABAK 3 :
Purbasari : “ aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ! “ ayahanda tolong ?”
Purbasari : “ aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa ! “ ayahanda tolong ?”
Ayahanda : “
kamu kenapa nak “
Purbararang:
“Lihat ayahanda, masa ayahanda menunjuk orang yang terkutuk seperti itu sebagai
pemegang tahtamu.”
Purbasari: “Apa yang telah terjadi pada diriku, tolong purbasri ayahanda !”
Purbararang: “Orang yang terkutuk seperti dia tidak pantas menjadi seorang ratu ayahanda!.”
Prabu Tapa Agung: “Betul putriku, pengawal cepat usir Purbasari dari istana!.”
Purbasari: “Ayah, jangan usir aku, aku juga tidak tahu apa yang terjadi padaku. (menangis).”
Prabu Tapa Agung: “Berhenti menangis putriku, pengawal cepat bawa dia!.”
Pengawal: “Baik tuanku, akan saya laksanakan!.”
Purbararang dan Indrajaya: “(Tersenyum senang).”
Narator: “Kemudian, diusirlah Purbasari dari istana lalu sang pengawal membawa Purbasari kedalam hutan.”
Purbasari: “Apa yang telah terjadi pada diriku, tolong purbasri ayahanda !”
Purbararang: “Orang yang terkutuk seperti dia tidak pantas menjadi seorang ratu ayahanda!.”
Prabu Tapa Agung: “Betul putriku, pengawal cepat usir Purbasari dari istana!.”
Purbasari: “Ayah, jangan usir aku, aku juga tidak tahu apa yang terjadi padaku. (menangis).”
Prabu Tapa Agung: “Berhenti menangis putriku, pengawal cepat bawa dia!.”
Pengawal: “Baik tuanku, akan saya laksanakan!.”
Purbararang dan Indrajaya: “(Tersenyum senang).”
Narator: “Kemudian, diusirlah Purbasari dari istana lalu sang pengawal membawa Purbasari kedalam hutan.”
BABAK 5 :
Pengawal: “Maafkan saya tuan putri!.”
Purbasari: “Tidak apa-apa pengawal.”
Pengawal: “Baiklah, sebagai permohonan maafku, saya akan membuatkan gubuk untuk tempat tinggal tuan putri.”
Narator: “Kemudian, pengawal itu segera membuat sebuah gubuk. Setelah itu…”
Pengawal: “Tuan putri, saya mohon pamit untuk segera ke istana.”
Purbasari: “Terimakasih pengawal.”
Narator: “Purbasari pun tinggal sendirian di hutan. Suatu hari, ketika Purbasari duduk di depan gubuknya, dia melihat seekor lutung yang muncul dari semak-semak.”
Purbasari: “(Ketakutan). Si.. siapa kamu?.”
Lutung Kasarung: “(Muncul dari semak-semak). dan memberi tuan putri sebuah apel.” tapi purbasari hanya terdiam dan ketakutan. Jangan takut tuan putri... aku tidak jahat... trimalah apel ini sebagai tanda persahabatan kita ?”
Pengawal: “Maafkan saya tuan putri!.”
Purbasari: “Tidak apa-apa pengawal.”
Pengawal: “Baiklah, sebagai permohonan maafku, saya akan membuatkan gubuk untuk tempat tinggal tuan putri.”
Narator: “Kemudian, pengawal itu segera membuat sebuah gubuk. Setelah itu…”
Pengawal: “Tuan putri, saya mohon pamit untuk segera ke istana.”
Purbasari: “Terimakasih pengawal.”
Narator: “Purbasari pun tinggal sendirian di hutan. Suatu hari, ketika Purbasari duduk di depan gubuknya, dia melihat seekor lutung yang muncul dari semak-semak.”
Purbasari: “(Ketakutan). Si.. siapa kamu?.”
Lutung Kasarung: “(Muncul dari semak-semak). dan memberi tuan putri sebuah apel.” tapi purbasari hanya terdiam dan ketakutan. Jangan takut tuan putri... aku tidak jahat... trimalah apel ini sebagai tanda persahabatan kita ?”
Purbasari :
“ seekor monyet bisa bicara ? mustahil ? siapa kamu ? apa kamu penyihir yang
akan membunuhku dengan apel itu ?”
Lutung
Kasarung : “ tidak mungkin aku akan membunuh tuan putri secantik kamu “
Purbasari :
“ hah... apa buktinya kalau kamu tidak akan membunuhku ?”
Lutung
Kasarung : “ bunuhlah aku jika tuan putri meninggal setelah memakan apel
pemberianku ?”
Purbasari :
“ ini gila, bagaimana aku bisa membunuhmu kalau aku mati terlebih dahulu “
sambil jalan mundur kemudian banyak hewan lain datang sambil nari “ goyang
duyung “
Lutung Kasarung : “ apa tuan putri baik-baik saja ?”
Purbasari: “Baiklah, aku akan berteman denganmu.”
Lutung
Kasarung : tersenyum, “ waktunya istirahat tuan putri “
tuan putri
tersenyum dan masuk ke gubuknya hewan lainpun kembali ketempat tinggalnya.
Narator: “Akhirnya Purbasari dan Lutung Kasarung berteman. Lutung Kasarung sangat perhatian dengan Purbasari dengan membawakan bunga-bunga yang indah. Pada suatu malam bulan purnama, Lutung Kasarung ke tempat yang sepi lalu bersemedi.”
Purbasari: “ ternyata sudah pagi” bunga yang cantik ( melihat lutung purbasari menghampirinya. Lutung….. Apa yang kamu lakukan?.”
Narator: “Tiba-tiba tempat bersemedi Lutung Kasarung menjadi telaga kecil.”
Lutung Kasarung: “Tuan putri, basuhlah wajahmu di telaga ini.”
Purbasari: “Apa manfaatnya bagiku?.”
Lutung Kasarung: “(Menarik tangan Purbasari). Ayo basuh saja wajahmu!.”
Narator: “Akhirnya Purbasari membasuh wajahnya dengan air telaga itu. Lalu sesuatu terjadi pada kulit Purbasari. Kulitnya menjadi bersih dan cantik kembali.”
Purbasari: “Wahh……. Apa yang terjadi padaku….. aku kembali seperti semula. Lutung terima kasih.”
Lutung Kasarung: “Ya putri sama-sama.”
Narator: “ Tak lama kemudian datanglah purbarangrang dan indrajaya untuk menengok purbasari”
Purbararang: “(Kaget). Bagaimana kamu bisa kembali menjadi cantik.”
Purbasari: “Ini semua berkat Lutung Kasarung.”
Purbararang: “Ok, kamu sekarang kembali cantik tapi aku tidak akan membiarkanmu jadi ratu, ayo kita adu hobi kita yaitu batle dance”
Narator: “Akhirnya Purbasari dan Lutung Kasarung berteman. Lutung Kasarung sangat perhatian dengan Purbasari dengan membawakan bunga-bunga yang indah. Pada suatu malam bulan purnama, Lutung Kasarung ke tempat yang sepi lalu bersemedi.”
Purbasari: “ ternyata sudah pagi” bunga yang cantik ( melihat lutung purbasari menghampirinya. Lutung….. Apa yang kamu lakukan?.”
Narator: “Tiba-tiba tempat bersemedi Lutung Kasarung menjadi telaga kecil.”
Lutung Kasarung: “Tuan putri, basuhlah wajahmu di telaga ini.”
Purbasari: “Apa manfaatnya bagiku?.”
Lutung Kasarung: “(Menarik tangan Purbasari). Ayo basuh saja wajahmu!.”
Narator: “Akhirnya Purbasari membasuh wajahnya dengan air telaga itu. Lalu sesuatu terjadi pada kulit Purbasari. Kulitnya menjadi bersih dan cantik kembali.”
Purbasari: “Wahh……. Apa yang terjadi padaku….. aku kembali seperti semula. Lutung terima kasih.”
Lutung Kasarung: “Ya putri sama-sama.”
Narator: “ Tak lama kemudian datanglah purbarangrang dan indrajaya untuk menengok purbasari”
Purbararang: “(Kaget). Bagaimana kamu bisa kembali menjadi cantik.”
Purbasari: “Ini semua berkat Lutung Kasarung.”
Purbararang: “Ok, kamu sekarang kembali cantik tapi aku tidak akan membiarkanmu jadi ratu, ayo kita adu hobi kita yaitu batle dance”
Purbasari :
“ dance,, this is my live ?” kakak dulu ( musik ) huuuuuuuu saat burbarangrang
Purbarangrang
: “ baiklah, aku mengaku kalah. tapi ayo kita adu ketampanan tunangan kita, ini
tunanganku!. (Menarik tangan tunangannya).”
Indrajaya: “(Angkuh). Aku adalah tunangan Purbararang. Aku adalah pria tertampan di kerajaan ini.”
Purbasari: “(Gelisah). Hmmm…. (menarik tangan Lutung Kasarung) Dan ini adalah tunanganku.”
Narator: “Lutung Kasarung pun melonjak-lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari.”
Purbararang: “(Tertawa). Jadi monyet itu tunanganmu!.”
Indrajaya: “(Tertawa).”
Purbasari: “Ia……. Memangnya kenapa?.”
Narator: “Lutung Kasarung lalu bersemedi. Tiba-tiba terjadi sesuatu keajaiban, Lutung Kasarung berubah menjadi pemuda yang tampan.”
Semuanya: “(Terkejut).”
Purbasari: “(Kaget). Lutung... Kau ternyata ,,, seorang pangeran…”
Lutung Kasarung: “Ya putri, aku sebenarnya seorang pangeran, tetapi aku telah disihir oleh nenek sihir menjadi Lutung. Hanya cinta sejatilah yang dapat menghilangkan kutukannya.”
Purbararang: “Baiklah lagi-lagi aku harus mengakui kekalahanku, aku juga meminta maaf karena telah jahat kepadamu, Purbasari.Tolong jangan hukum aku !”
Purbasari: “Tidak apa-apa, aku sudah memaafkanmu, Purbararang.”
Narator: “Setelah kejadian itu merakapun kembali ke istana dan akhirnya Purbasari menjadi seorang ratu dengan di damping oleh seorang pemuda tampan yang bernama Lutung Kasarung.”
Indrajaya: “(Angkuh). Aku adalah tunangan Purbararang. Aku adalah pria tertampan di kerajaan ini.”
Purbasari: “(Gelisah). Hmmm…. (menarik tangan Lutung Kasarung) Dan ini adalah tunanganku.”
Narator: “Lutung Kasarung pun melonjak-lonjak seakan-akan menenangkan Purbasari.”
Purbararang: “(Tertawa). Jadi monyet itu tunanganmu!.”
Indrajaya: “(Tertawa).”
Purbasari: “Ia……. Memangnya kenapa?.”
Narator: “Lutung Kasarung lalu bersemedi. Tiba-tiba terjadi sesuatu keajaiban, Lutung Kasarung berubah menjadi pemuda yang tampan.”
Semuanya: “(Terkejut).”
Purbasari: “(Kaget). Lutung... Kau ternyata ,,, seorang pangeran…”
Lutung Kasarung: “Ya putri, aku sebenarnya seorang pangeran, tetapi aku telah disihir oleh nenek sihir menjadi Lutung. Hanya cinta sejatilah yang dapat menghilangkan kutukannya.”
Purbararang: “Baiklah lagi-lagi aku harus mengakui kekalahanku, aku juga meminta maaf karena telah jahat kepadamu, Purbasari.Tolong jangan hukum aku !”
Purbasari: “Tidak apa-apa, aku sudah memaafkanmu, Purbararang.”
Narator: “Setelah kejadian itu merakapun kembali ke istana dan akhirnya Purbasari menjadi seorang ratu dengan di damping oleh seorang pemuda tampan yang bernama Lutung Kasarung.”
Dari kisah
ini, kita bisa belajar bahwa dalam menginginkan sesuatu hendaklah lakukan
dengan cara yang benar, karena pada akhirnya kebenaranlah yang akan menang.
~ SEKIAN ~
Tokoh :
Narator : Rina
Purbasari : Sovi
Purbararang : Musliah
Lutung Kasarung : Verdian
Indrajaya : Jihad
Prabu Tapa Agung : Gifari
Pengawal : Fikri
Nenek Sihir : Silvi
Hewan lain :
Jastice, Kalam, Aan, Tio
Langganan:
Postingan (Atom)